Senin, 03 November 2014

DEFINISI FLIP-FLOP



in Elektro - on 07:14 - No comments
      Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa, yaitu sistem-sistem tersebut bekerja secara sinkron dengan deretan pulsa berperiode T yang disebut jam sistem (System Clock atau disingkat menjadi CK). Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikChCuO2ffd5suGDsyvH9CQxhyNI8qDXPc-MhV2q4-niy4QaRqb7E1wwfGlwH0r4N8DiPz_OlgDEZ7aTbgry7j7LaJpiaBOAuSVSPPVNFiD6XqQEKQUeGmH4pHz1Gp-icLS0k3zKDJWrg/s320/a.jpg

Keluaran dari pembangkit pulsa yang digunakan sebagai deretan pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem digital sekuensial Lebor pulsa tp diandaikan kecil terhadap T

        Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang bekerja atas dasar gerbang logika dan logika kombinasi, keluarannya pada saat tertentu hanya tergantung pada harga-harga masukan pada saat yang sama. Sistem seperti ini dinamakan tidak memiliki memori. Disamping itu bahwa sistem tersebut menghafal hubungan fungsional antara variabel keluaran dan variabel masukan.
Sedangkan fungsi rangkaian flip-flop yang utama adalah sebagai memori (menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit.
Selain itu flip-flop juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register, rangkaian Counter dan lain sebagainya.
Macam - macam Flip-Flop:
1.         RS Flip-Flop
2.         CRS Flip-Flop
3.         D Flip-Flop
4.         T Flip-Flop
5.         J-K Flip-Flop

ad 1. RS Flip-Flop
          RS Flip-Flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan keluar Q dan Q (atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada jalan keluar selalu berlawanan satu dengan yang lain. RS-FF adalah flip-flop dasar yang memiliki dua masukan yaitu R (Reset) dan S (Set). Bila S diberi logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan berada pada logika 0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi logika 0 maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada pada logik 1 dan Q not pada logika 0.
Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh saat Q =1 dan Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not = 1 yang diperlihatkan pada gambar berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-UgSzLd_MYyC3FADpPG3phcv7IY9-rXY9NZGHMWgVQcZCKUYwd-SGj7CDuQx-NHgSoLzo7CWmuQlNW43lw74dNE3zp0vJszvDheNBKfdPbYEXFLJl7MlW-rbA5qiex6gpcgtz-6ZOWfc/s320/a.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6lFiy-wB8LnNlxCoWshBl9w1OnlIsXFXgKxCJ3tlWkUjaeuBFieP_kKWgL_pVffnV1-8b2rCb1qlTHVkfPeYa88PQNJiNXG70jOvEa09Z2cqgPYQHdyi3PTWHRkfPFB-A3bYrXKnbutw/s320/s.jpg
          Yang dimaksud kondisi terlarang yaitu keadaaan yang tidak diperbolehkan kondisi output Q sama dengan Q not  yaitu pada saat S=0 dan R=0. Yang dimaksud dengan kondisi memori yaitu saat S=1 dan R=1, output Q dan Qnot akan menghasilkan perbedaan yaitu jika Q=0 maka Qnot=1 atau sebaliknya jika Q=1 maka Q not =0.

ad 1.  CRS Flip-Flop
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Fr38BM2LHCft4USCK_xoXIkIL9wqJCFHgjqZOb_mr0s2Pya1aVpUC_KfB2Y4HX00vGZijsCOXn-QLSmzjWIeRRVB-7MQjqk1N2tlBwNRIPdngK2VukSU8-JpedyhPHa9WNAgjwRQ5HA/s320/a.jpg


        CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan sebuah terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan Set dan Reset. Bila pulsa clock berlogik 0, maka perubahan logik pada input R dan S tidak akan mengakibatkan perubahan pada output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa clock berlogik 1, maka perubahan pada input R dan S dapat mengakibatkan perubahan pada output Q dan Q not.

ad 3. D Flip-Flop

         D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer pada reset inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) dan pulsa clock berlogik 1, maka output Q akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0, maka D flip-flop akan berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij-UDXaRW3qrwR8H6whcnh3vhfbp8lzHMnV8FIhOZ7haKgdpEJtVP-ejhulDKER5-A9W7KaBztcX5ZIQJQb-FZ6oPOhyphenhyphenUmIcdlr-rqYhDvsBYCQEcDCe9DlwDtIzDPs90JSHN5T_QGaNU/s320/a.jpg

ad 4. T Flip-Flop
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig5yWtFlADdKJlYrcXB2xQpvLlAybCdo63Extc2us0PtitDcPnL7KxMdjr2WnjA8M7TSaoopaq9u5eiPS0VaYozI5vml_eoJ7HMcNz9XLepJW_2VcXkGt4O9eEGupNUBEdpZaUv66JDjs/s320/a.jpg

       Rangkaian T flip-flop atau Togle flip-flop dapat dibentuk dari modifikasi clocked RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai sebuah terminal input T dan dua buah terminal output Q dan Qnot. TFF banyak digunakan pada rangkaian Counter, frekuensi deviden dan sebagainya.

ad 5. J-K Flip-Flop

         JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada output.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUCAWGfw2K1aTvJZKSsDVK9ai3HiYfirtLmtD0zc0vLlG-S86tLwe51TtOFc3zcrBN6wpVHa2lPLY12x72U-paeOCF_4il-isseopQO0XJFc2UFNN5DdIBC4QyjoNHDE3F_HahF7ZWTBw/s320/a.jpg




Jumat, 13 Juni 2014

Taman nasional wakatobi

  Taman Nasional Wakatobi

Taman Nasional Wakatobi
Wakatobi memiliki 4 bagian pulau besar, yaitu Kaledupa, Wangi-wangi, Sulawesi Tenggara, dan Binongko yang terletak di Kabupaten Wakatobi sendiri. Taman Nasional Wakatobi mempunyai lahan kurang lebih 1.390.000 hektar. Wakatobi memiliki kekayaan keanekaragaman alam bawah laut yang sangat lengkap, semacam terumbu karang dan berbagai binatang laut. Karena itu, Taman Nasional Wakatobi menyuguhkan pemandangan bawah laut yang begitu mempesona dan sangat cocok sebagai tempat penyelaman.

Objek Wisata

WakatobiJika Anda berwisata di Pulau Sulawesi, jangan sampai tidak mengunjungi Wakatobi. Dengan keindahan panorama bawah lautnya serta gugusan terumbu karang yang beraneka ragam merupakan andalan taman wisata Wakatobi. Terdapat sekitar 112 jenis terumbu karang dari 13 famili yang tersebar di 25 titik. Beberapa jenis karang tersebut yaitu A. hyacinthus, Acropora formosa, Psammocora profundasafla, Leptoseris yabei, Pavona cactus, Fungia molucensis, Merulina ampliata, Lobophyllia robusta, Platygyra versifora, Tubastraea frondes, Euphyllia glabrescens, Stylophora pistillata, Sinularia spp dan Sarcophyton throchelliophorum. Tidak hanya itu, terdapat gua-gua bawah laut yang sangat indah yang terletak di sepanjang karang.
Terumbu Karang WakatobiSelain keanekaragaman terumbu karang, Taman Nasional Wakatobi mempunyai spesies ikan yang berjumlah sekitar 93 spesies. Beberapa spesies ikan-ikan penghuni Wakatobi yaitu takhasang (Naso unicornis), argus bintik (Cephalopholus argus), pogo-pogo (Balistoides viridescens), ikan merah (Lutjanus biguttatus), napoleon (Cheilinus undulatus), baronang (Siganus guttatus), Chaetodon specullum, Amphiprion melanopus, Chelmon rostratus, Lutjanus monostigma, Heniochus acuminatus, dan Caesio caerularea. Beberapa penyu yang sering singgah di Pulau Wakatobi untuk bertelur yaitu penyu tempayan (Caretta), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Menyelam di Taman Laut WakatobiSelain spesies ikan dan penyu, beberapa burung laut yang menambah keindahan taman ini yaitu cerek melayu (Charadrius peronii) dan angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus). Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan ketika wisatawan mengunjungi taman nasional ini, seperti menyelam, snorkeling, bermain air atau berenang, berburu foto, dan lain sebagainya.

Lokasi

Pintu masuk Taman Nasional Wakatobi berada di Desa Wanci Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Meskipun Wakatobi sendiri merupakan bagian dari 4 pulau.

Akses

Untuk menuju lokasi Wakatobi, wisatawan harus melalui 3 tahap. Yang pertama, dimulai dari Kendari menuju Bau-bau dengan transportasi udara maupun laut. Jika menggunakan transportasi udara, perjalanan hanya ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Jika menggunakan transportasi laut, membutuhkan waktu 4 jam lebih.
Setelah sampai di Kota Bau-bau, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil menuju Lasalimu dengan waktu kurang lebih 2 jam.
Setelah sampai Lasalimu perjalanan dilanjutkan untuk menuju Wanci yang merupakan pintu masuk Kawasan Taman Nasional Wakatobi. Perjalanan ini hanya bisa menggunakan kapal dengan waktu kurang lebih 1 jam.

Harga Tiket

-

Fasilitas dan Akomodasi

Di kawasan ini fasilitas serta akomodasi penginapan sudah ada, terdapat beberapa home stay dan hotel dekat Taman nasional Wakatobi, seperti Wakatobi Patuno Resort yang bisa Anda gunakan untuk bermalam. Rumah makan atau warung-warung makan dengan menu masakan laut banyak dijumpai. Jika Anda ingin melakukan penyelaman, terdapat beberapa tempat untuk persewaan perlengkapan selam.


Kamis, 05 Juni 2014

kasus pelanggaran dalam etika sistem informasi

Rabu, 28 Mei 2014

MAKALAH ANTOPOLOGI


 OLEH 
SUTRIYADIN


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya makalah yang berjudul “Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, Sahabat serta Umatnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser memerlukan konsep-konsep dalam menganalisa proser pergeseran masyarakat dan kebudayaan dalam sebuah penelitian Antropologi dan Sosiologi yang disebut Dinamika Sosial (Social Dinamic).
“Tak ada Gading Yang tak retak” begitulah kata pepatah. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi setiap pembacanya.
                                                                                     




Baubau mei 2014

penyusun













BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Effendi, R (2006) mengemukakan bahwa masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyaknya bersifat kekalm berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
E.B Taylor (2007) mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat (2003) mengungkapkan bahwa untuk menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangann penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial diantara konsep-konsep yang terpenting ada yang mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia (atau evolusi kebudayaan) Dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederhana hingga yang makin lama makin kompleks yang dilanjutkan dengan proses penyebaran kebudayaan–kebudayaan yang terjadi bersama dengan perpindahan bangsa-bangsa dari muka bumi. Proses lainnya adalah proses perkenalan budaya-budaya asing yang disebut “proses akulturasi” dan proses pembaruan yang disebut  “asimilasi” dan yang berkaitan erat dengan penemuan baru yang disebut “inovasi”.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apa konsep-konsep mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
2.      Bagaimana proses belajar kebudayaan sendiri?

C.        Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk mengetahui konsepsi-konsepsi mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan atau asimilasi dan perubahan atau inovasi.
































BAB II
PEMBAHASAN
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A.    Konsepsi-Konsepsi Mengenai Khusus Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam Bab ini, konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisa secara ilmiah gejala-gejala dan kejadian-kejadian sosial budaya disekeliling kita sebagai proses yang sedang berjalan dan bergeser.  semua konsep yang kita perlukan apabial kita ingin menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan , termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial.
Diantara konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada juga proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk yang lama semakin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan. Kemudian dap roses penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akullturasii dan asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan atau inovasi yang sangat erat kaitannya dengan penemuan baru yang disebut inovasi dan invention.

B.        Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
1.      Proses Internalisasi
Koentjaraningrat (2003) mengunkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam diri manusia itu maupu  eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal.
Menurut Fathoni, A (2006), proses internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya. Contoh: Bayi yang lahir terus belajar bagaimana mendapatkan perasaan puas dan tidak puas.

2.      Proses Sosialisasi
Menurut Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam prose situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Koentjaraningrat (2003) individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Menurut Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
a.       Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
b.      Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
c.       Pengendalian fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
d.      Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.

3.      Proses Akulturasi
Menurut Kuntjaraningrat (2003), mengemukakan bahwa proses akulturasi merupakan proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat. system norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang
Sejak kecil proses akulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu prosen akulturasi disebut juga dengan pembudayaan.
Akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan satuan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.

C.        Proses Evolusi Sosial
1.      Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa secara mendetail (microscopic), tetapi dapat juga dilihat secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (macroscopic). Proses-proses sosial budaya yang dianalisa secara detail dapat memberi gambaran mengenai berbagi proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya secara macroscopic yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut “proses-proses pemberi arah” atau directional processes.

2.      Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Dalam Antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli antropologi umumnya hanya memperhatikan adat istiadat yang  lazim berlaku dalam masyarakat yang mereka teliti,  tanpa memperhatikan sikap, perasaan serta tingkah laku para individu yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a.       Kebudayaan sebagai kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-pandangan dan sebagainya yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya).
b.      Kebudayaan sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan dan dengan mempelajari konflik-konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat  pada umumnya.
3.      Proses Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan
Apabila evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang darii suatu jarak yang jauh dengan suatu interval yang panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan menetukan arah dari sejarah perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.
D.        Proses Difusi
1.      Penyebaran Manusia
Ilmu antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu daerah dimuka bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan adanya proses migrasi yang disertai dengan prose penyesuaian atau adaftasi fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun lamanya.
Ditinjau dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai macam sebab dari migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang menyebabkan migrasi cepat dan mendadak.
Migrasi lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga sekarang. Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah yang makin lama makin luas.
2.      Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Dalam zaman modern seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi mengikuti migrasi-migrasi kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar individu yang berbeda, ini disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang membantu mempercepat persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti Televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.
E.        Akulturasi dan Pembaruan atau Asimilasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Asimilasi timbul bila ada:
1.      Golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2.      Saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama.
3.      Kebudayaan golongan tadi berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan campuran. Golonga minoritas mengubah sifat khas unsur kebudayaan dan masuk kebudayaan mayoritas.
5 (lima) golongan masalah akulturasi, yaitu:
1.      Masalah metode untuk observasi, mencata dan melukiskan suatu proses akulturasi yang terjadi.
2.      Masalah unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan yang sukar diterima.
3.      Masalah unsur apa yang mudah diganti dan tidak mudah diganti atau diubah.
4.      Masalah individu yang cepat dan sukar menerima.
5.      maslah ketegangan dari krisis sosial akibat akulturasi
Dalam peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang [peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
1.      Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi berjalan.
2.      Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3.      Saluran-saluran yang dimulai oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima.
4.      Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi.
5.      Reaksi individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.

F.         Pembaharuan atau Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya  merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.
Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah sebagai berikut:
1.      Kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan.
2.      Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3.      Sistem perangsang bagi kegiatan mencipta.


BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1.      Konsep yang diperlukan untuk menganalisa prose-proses pergerakan masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut Dinamika Sosial. Dari konsep dinamika sosial dapat ditarik beberapa konsep sederhana, yaitu:  konsep proses belajar kebudayaan oleh masyarakat itu sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi, dan enkulturisasi.
2.      Dalam proses evolusi sosial dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a.       Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial.
b.      Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya.
c.       Proses Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan.
3.      konsep proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi disebut  proses difusi.
4.      Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
5.      Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru.
B.        Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.