OLEH
SUTRIYADIN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat
allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya makalah yang berjudul “Dinamika
Masyarakat dan Kebudayaan” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.
Keluarga, Sahabat serta Umatnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan
ajarannya.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan
kejadian sosial budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan
atau bergeser memerlukan konsep-konsep dalam menganalisa proser pergeseran
masyarakat dan kebudayaan dalam sebuah penelitian Antropologi dan Sosiologi
yang disebut Dinamika Sosial (Social Dinamic).
“Tak ada Gading Yang tak retak” begitulah kata pepatah. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah
ini dapat bermamfaat bagi setiap pembacanya.
Baubau
mei 2014
penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Effendi, R (2006) mengemukakan bahwa masyarakat merupakan
kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit
banyaknya bersifat kekalm berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta
telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
E.B Taylor (2007) mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat (2003) mengungkapkan bahwa untuk
menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk
lapangann penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial
diantara konsep-konsep yang terpenting ada yang mengenai proses-proses belajar
kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. selain
itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia (atau evolusi kebudayaan)
Dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederhana hingga yang makin lama makin
kompleks yang dilanjutkan dengan proses penyebaran kebudayaan–kebudayaan yang
terjadi bersama dengan perpindahan bangsa-bangsa dari muka bumi. Proses lainnya
adalah proses perkenalan budaya-budaya asing yang disebut “proses akulturasi”
dan proses pembaruan yang disebut “asimilasi” dan yang berkaitan erat
dengan penemuan baru yang disebut “inovasi”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah maka dapat dirumuskan
suatu pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1.
Apa konsep-konsep mengenai
pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
2.
Bagaimana proses belajar kebudayaan
sendiri?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk
mengetahui konsepsi-konsepsi mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan,
proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi,
akulturasi dan pembaharuan atau asimilasi dan perubahan atau inovasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
DINAMIKA
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. Konsepsi-Konsepsi Mengenai Khusus Mengenai
Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam Bab ini, konsep yang kita perlukan apabila kita ingin
menganalisa secara ilmiah gejala-gejala dan kejadian-kejadian sosial budaya
disekeliling kita sebagai proses yang sedang berjalan dan bergeser. semua
konsep yang kita perlukan apabial kita ingin menganalisa proses pergeseran
masyarakat dan kebudayaan , termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan
sosiologi yang disebut dinamika sosial.
Diantara konsep yang terpenting ada yang mengenai proses
belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada juga proses perkembangan
kebudayaan umat manusia pada umumnya yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk
yang lama semakin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan. Kemudian dap roses
penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa
dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur
kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akullturasii dan
asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan atau inovasi yang sangat erat
kaitannya dengan penemuan baru yang disebut inovasi dan invention.
B.
Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
1.
Proses Internalisasi
Koentjaraningrat (2003) mengunkapkan bahwa proses
internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang
individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi
yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses
pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan
internal dalam diri manusia itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar
manusia.
Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan
proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang
berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun
eksternal.
Menurut Fathoni, A (2006), proses internalisasi tergantung
dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam
perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada
pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya. Contoh: Bayi yang
lahir terus belajar bagaimana mendapatkan perasaan puas dan tidak puas.
2.
Proses Sosialisasi
Menurut Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan
dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam
prose situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar
pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya
yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang munkin ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Koentjaraningrat (2003) individu dalam masyarakat
yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena
prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial
yang bersangkutan.
Menurut Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses
sosialisasi adalah:
a. Individu harus diberi keterampilan
yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
b. Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
c. Pengendalian fungsi-funsi organic
harus dipelajari melalui latihan-latihan.
d. Individu harus dibiasakan dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
3.
Proses Akulturasi
Menurut Kuntjaraningrat (2003), mengemukakan bahwa proses
akulturasi merupakan proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap
terhadap adat. system norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam
kebudayaan seseorang
Sejak kecil proses akulturasi sudah dimulai dalam alam
pikiran manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga, kemudian teman bermain,
lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu
kebudayaan. Oleh karena itu prosen akulturasi disebut juga dengan pembudayaan.
Akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan
satuan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing
yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan
lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat
menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur
kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi
dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai
unsur-unsur kebudayaan sendiri.
C.
Proses Evolusi Sosial
1.
Proses Microscopic dan Macroscopic
dalam Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat
dianalisa secara mendetail (microscopic), tetapi dapat juga dilihat secara
keseluruhan dengan memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi
(macroscopic). Proses-proses sosial budaya yang dianalisa secara detail dapat
memberi gambaran mengenai berbagi proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dari suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya secara
macroscopic yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam
antropologi disebut “proses-proses pemberi arah” atau directional processes.
2.
Proses-proses Berulang dalam Evolusi
Sosial Budaya
Dalam
Antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial
buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap
individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli antropologi umumnya hanya
memperhatikan adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat yang
mereka teliti, tanpa memperhatikan sikap, perasaan serta tingkah laku
para individu yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam
meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu
diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a. Kebudayaan sebagai kompleks dari
konsep norma-norma, pandangan-pandangan dan sebagainya yang bersifat abstrak
(yaitu sistem budaya).
b. Kebudayaan sebaga sebagai
serangkaian tindakan yang konkrit dimana para individu saling berinteraksi
(yaitu sistem sosial).
Kedua
sistem tersebut sering saling bertentangan dan dengan mempelajari
konflik-konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh
pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
3.
Proses Mengarah dalam Evoksi
Kebudayaan
Apabila evolusi masyarakat dan
kebudayaan dipandang darii suatu jarak yang jauh dengan suatu interval yang
panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan menetukan arah dari sejarah
perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.
D.
Proses Difusi
1.
Penyebaran Manusia
Ilmu
antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu daerah dimuka
bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah
menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan
adanya proses migrasi yang disertai dengan prose penyesuaian atau adaftasi
fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun
lamanya.
Ditinjau
dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai macam sebab dari
migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang menyebabkan migrasi
cepat dan mendadak.
Migrasi
lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang
selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga sekarang.
Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah yang makin
lama makin luas.
2.
Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersama
dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini,
turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia
atau bangsa-bangsa tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja
dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Dalam zaman modern seperti saat ini,
penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi mengikuti migrasi-migrasi
kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar individu yang berbeda, ini
disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang membantu mempercepat
persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti Televisi, radio,
surat kabar dan sebagainya.
E.
Akulturasi dan Pembaruan atau Asimilasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila
sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima
dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu.
Asimilasi timbul bila ada:
1.
Golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda.
2.
Saling bergaul langsung secara
intensif dalam waktu yang lama.
3.
Kebudayaan golongan tadi berubah
sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan campuran. Golonga minoritas mengubah
sifat khas unsur kebudayaan dan masuk kebudayaan mayoritas.
5
(lima) golongan masalah akulturasi, yaitu:
1.
Masalah metode untuk observasi,
mencata dan melukiskan suatu proses akulturasi yang terjadi.
2.
Masalah unsur kebudayaan asing yang
mudah diterima dan yang sukar diterima.
3.
Masalah unsur apa yang mudah diganti
dan tidak mudah diganti atau diubah.
4.
Masalah individu yang cepat dan
sukar menerima.
5.
maslah ketegangan dari krisis sosial
akibat akulturasi
Dalam
peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang [peneliti sebaiknya
memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
1.
Keadaan masyarakat penerima sebelum
proses akulturasi berjalan.
2.
Individu-individu dari kebudayaan
asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3.
Saluran-saluran yang dimulai oleh
unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima.
4.
Bagian-bagian dari masyarakat
penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi.
5.
Reaksi individu yang terkena
unsur-unsur kebudayaan asing.
F.
Pembaharuan atau Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan
sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya
produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam
teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap
discovery dan invension.
Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu
untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah sebagai berikut:
1.
Kesadaran akan kekurangan dalam
kebudayaan.
2.
Mutu dari keahlian dalam suatu
kebudayaan.
3.
Sistem perangsang bagi kegiatan
mencipta.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Konsep yang diperlukan untuk
menganalisa prose-proses pergerakan masyarakat dan kebudayaan, termasuk
lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut Dinamika Sosial.
Dari konsep dinamika sosial dapat ditarik beberapa konsep sederhana, yaitu: konsep
proses belajar kebudayaan oleh masyarakat itu sendiri, yakni internalisasi,
sosialisasi, dan enkulturisasi.
2. Dalam proses evolusi sosial dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Proses Microscopic dan Macroscopic
dalam Evolusi Sosial.
b. Proses-proses Berulang dalam Evolusi
Sosial Budaya.
c. Proses Mengarah dalam Evoksi
Kebudayaan.
3. konsep proses penyebaran
kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan perpindahan bangsa-bangsa
dimuka bumi disebut proses difusi.
4. Akulturasi adalah proses sosial yang
timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu
lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
5. Inovasi adalah suatu proses
pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan
tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya
sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru.
B.
Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini bisa mencapai
kesempurnaan.